blogging

MiniChat

You need to upgrade your Flash Player by clicking this link.

If you see this and have already upgraded we suggest you follow this linkto uninstall Flash and reinstall again.

Translate Into Your Language

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : Ar

Buku Tamu


ShoutMix chat widget

Cari Daftar Artikel Di Blog ini

Friday, April 24, 2009

Islam Di Australia

Islam di Australia

Jumlah umat Islam di Australia memang terus bertambah. Tapi, problem
yang dijumpai dalam keseharian mereka juga bertambah. Apa saja? Ikuti
laporan wartawan Jawa Pos yang baru pulang dari negeri itu. 

Salah satu problem yang belakangan ini dirasakan umat Islam di Negeri
Kanguru adalah sertifikasi halal untuk berbagai produk makanan. 

Jika di Indonesia urusan itu menjadi wewenang MUI (Majelis Ulama
Indonesia), di Australia, siapa pun bisa mendirikan lembaga sertifikasi
halal asal memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Dan, saat ini
sertifikasi halal menjadi bisnis menggiurkan di Australia. 

Mengapa menggiurkan? Ini karena Australia termasuk salah satu negara
yang banyak mengekspor produk halal ke negara lain. Sebagai gambaran,
menurut data yang dilansir Halal Australia, sebuah lembaga sertifikator
halal, populasi muslim dunia mencapai 1,8 miliar orang. Perkembangan per
tahun sekitar 2,9 persen.

Dengan populasi seperti itu, diperkirakan kebutuhan makanan halal di
seluruh dunia, jika dinominalkan mencapai angka USD 400 miliar - USD 580
miliar, per tahun. 

Untuk lokal Australia, pasar makanan halal mencapai AUD 2 miliar per
tahun (sekitar Rp 15 triliun, dengan kurs AUD 1 = Rp 7.500). Ini bisa
diartikan, total belanja umat Islam di Australia (yang jumlahnya sekitar
400 ribu) untuk makanan halal selama setahun sekitar AUD 2 miliar. 

Berdasarkan data yang diperoleh Jawa Pos sejak 2001-2002, nilai ekspor
Australia untuk makanan halal mencapai USD 3,7 miliar (sekitar Rp 34,4
triliun dengan kurs USD 1 = Rp 9.300) 

Sedangkan khusus untuk produk ekspor kombinasi antara daging sapi,
domba, dan kambing mencapai USD 330 juta (sekitar Rp 3 triliun). Jumlah
itu adalah data mulai 2001 - 2006. 

Belum lagi pasar untuk katering dan makanan yang disediakan untuk
penumpang pesawat. Pasar terbesar untuk ekspor Australia adalah
Indonesia, Malaysia, dan negara-negara di Timur Tengah. 

Melihat begitu besarnya pasar dan kebanyakan pasar adalah negara dengan
mayoritas penduduk muslim, di Australia bermunculan lembaga sertifikator
halal. Jadi, lembaga inilah yang akan memberi stempel halal untuk
produk-produk makanan yang akan diekspor. 

Di antara lembaga sertifikator di Australia, terjadi persaingan yang
cukup ketat. Maklum, saat ini setidaknya ada 15 lembaga sertifikator
halal di sana. Mereka mendapat lisensi untuk mengeluarkan sertifikat
halal dari otoritas pemerintah. 

Persaingan di antara mereka sampai pada tataran saling menginvestigasi
ketidakberesan lembaga sertifikasi halal lain. 

Ini bisa dirasakan Jawa Pos ketika mengunjungi kantor Halal Australia di
Auburn, New South Wales. Direktur Eksekutif Halal Australia Muhammad M.
Khan menunjukkan temuannya kepada Jawa Pos. Dia menunjukkan foto sebuah
produk daging babi yang telah ditempeli label halal. ''Masih ada saja
lembaga sertifikasi yang integritasnya diragukan seperti ini,''
ungkapnya. 

Dia menambahkan, jika kecurangan ini dilakukan lembaga sertifikasi
halal, yang sangat dirugikan adalah negara-negara Islam yang menerima
produk itu. 

Saat mengimpor daging dari Australia, mereka tidak tahu lembaga
sertifikator halal yang ditunjuk. 

"Saya berharap negeri Anda lebih jeli dalam memilih label halal yang
dikeluarkan lembaga sertifikator asal Australia," pesan Khan. Sebab, hal
ini terkait standardisasi metode penyembelihan. "Ada yang dipukul dulu
menggunakan Mushroom Gun (semacam alat pemukul dari besi yang bentuknya
mirip jamur), baru disembelih. Indonesia dan negara negara Timur Tengah
masih meloloskan.daging jenis itu. Dalam hal ini Malaysia lebih ketat,"
papar Khan. 

Di negara bagian Victoria, Jawa Pos berkesempatan mengunjungi rumah
jagal bersertifikasi halal Cedar Meats. Perusahaan tersebut memproses
daging kambing, dengan jaminan 100 persen halal. Mulai para jagal yang
bersertifikasi halal. "Kami mempunyai enam jagal yang semuanya muslim,"
kata pemilik Cedar Meats Tony J. Kairouz.

Bentuk rumah jagal diatur sedemikian rupa sehingga ketika menyembelih
hewan, para jagal menghadap kiblat, sebagai salah satu syarat halal
dalam Islam. Untuk mempercepat proses penyembelihan, mereka menggunakan
metode strum (stunning). "Agar kambing linglung, kami menggunakan
listrik 200 sampai 300 watt. Tapi, kejutan listrik tersebut tidak
mengakibatkan kematian," kata Tony. 

Dengan cara ini, dalam satu menit, delapan ekor kambing bisa disembelih.
Dalam sehari, 3.500 ekor kambing diekspor Cedar Meats ke Timur Tengah,
Eropa dan Asia, termasuk Indonesia. 

Perusahaan itu baru berjalan enam bulan, dan menjadi satu-satunya
perusahaan jagal terbesar di Victoria. Tidak hanya daging, Cedar Meats
juga mengeskpor kulit, dan jeroan ke Timur Tengah. Dari seluruh bagian
kambing, hanya kepalanya yang terbuang sia-sia.


0 komentar:

Post a Comment

saya sama seperti anda, ada kekurangan dan kelebihannya, untuk itu saya menunggu masukan atau saran yang anda berikan pada saya, terima kasih atas perhatiannya.

Jika Tidak Menemukan Yang Anda Cari, Silakan Cari Disini

Custom Search